Pajak Lima Tahun Dan Segala Prosesnya

Sepengalaman kemarin, sebetulnya proses bayar pajak 5 tahunan ini cukup mudah dan cepat. Yang kadang bikin bingung harus kemana dan ngapain adalah karena sesuai namanya, peristiwa ini terjadi lima tahun sekali. Lapor SPT yang setahun sekali aja kadang bingung ya kan. Jadi saya menulis ini untuk pengingat saya agar tahun 2026 nanti udah tahu harus ngapain.

Yang pertama harus dilakukan adalah persiapkan persyaratan, yaitu BPKB asli, KTP asli dan STNK asli. Setelah semua siap, berangkatlah ke samsat tujuan. Tulisan ini pengalaman saya di samsat Rancaekek. Samsat lain mungkin alurnya berbeda.

Sesampainya di Samsat Rancaekek, seperti yang saya tulis di atas, saya bingung harus kemana. Setelah nanya ke security, saya diarahkan ke tempat parkir untuk dilakukan cek fisik.


Sebelum dilakukan cek fisik, kita harus memfotokopi dulu persyaratan yang tadi disiapkan. Tempat fotokopi berada persis di samping loket cek fisik. Tukang fotokopinya sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Setelah istri, dia orang kedua yang paling mengeri saya. Biaya paket fotokopi+map sebesar Rp 5.000. Setelah mendapat map, tujuan selanjutnya ke bagian Cek Fisik Ranmor. Serahkan map tadi ke petugas, lalu kita diberi formulir cek fisik. Setelah formulir diisi, bawa ke petugas pengecekan. Biaya cek fisik ini Rp 10.000.

Setelah dilakukan cek fisik, bawa dan serahkan map tadi ke loket cek fisik. Tunggu sebentar dan tujuan selanjutnya adalah bagian pendaftaran. Di loket ini juga kita diberi lembaran kertas kecil yang harus diisi nama, NIK, alamat dan no HP. 
Masuk ke bagian pendaftaran, serahkan map dan lembaran kecil tadi ke booth daftar ulang lima tahun. Kenapa lembaran kecil tadi harus diserahkan juga, karena saya dimarahin sama petugasnya gara-gara nanya apakah lembaran itu harus dimasukin. Yah namanya juga gak tau, Pak. 
Setelah itu tunggu nama kita dipanggil untuk ke kasir. Setelah dipanggil, bayar sesuai yang diminta.

Langkah selanjutnya, tunggu kembali sampai dipanggil bagian pemyerahan. Nah di sini telinga kita harus di set ke sensor tertinggi karena pengeras suara tak menjalankan fungsi sesuai namanya. Di booth ini kita akan diberikan STNK beserta lembaran pengambilan plat nomor baru.
Serahkan lembaran tadi ke loket pengambilan plat nomor dan proses selesai. Segampang itu ternyata. Saya itung dari pertama kali memarkirkan motor sampai plat nomor diterima di tangan memakan waktu dua jam. Entah ini temasuk cepat atau justru lama, tapi bagi saya yang mengekspektasikan proses ini akan berjalan lama, dua jam ini diluar ekspektasi. Mantap. 
Jelang pulang, saya melihat ada jasa pasang plat nomor. Untuk saya yang kalo pasang plat nomor kadang suka bunyi pas dibawa jalan, jelas jasa ini sungguh berfaedah. Saat saya tanya bayar berapa dan bapaknya bilang berapa aja, setan dan malaikat otomatis muncul di kiri dan kanan kepala saya.

Si setan membuka percakapan,
"udah kasih lima ratus perak aja, dia bilang terserah, artinya dia sendiri gak tau dia harus dihargai berapa".

"Detail banget lo, Tan", jawab saya.

Di sisi kanan, malaikat berkomentar, 
"hei, dia udah panas-panasan, keluarganya di rumah nunggu hasil jerih payah ayahnya dengan penuh harap. Kasihlah dengan upah yang wajar". 

"Bener sih, tapi mikir lo kejauhan, Kat", timpal saya.

Saya membayar Rp 20.000, pergi dari tempat itu sementara setan dan malaikat masih berdebat di tempat parkir.

Apresiasi saya untuk samsat Rancaekek ini ruangannya cukup luas, rapi, dan yang terpenting, TOILETNYA BERSIH. Minusnya, walaupun protokol kesehatan berusaha diterapkan, masih aja banyak para wajib pajak yang duduk di kursi bertanda silang. Sebagai penyintas Covid, batin saya bilang, ASU!!


Foto terakhir itu apresiasi karena beliau cantik. No debat.
Semua foto diambil menggunakan Samsung Galaxy S20+. Harusnya tulisan Samsung Galaxy itu berisi link tulisan, tapi karena masih draf, jadi nanti di update kalo tulisannya udah jadi. 

No comments