Mulai dengan penyebutan nama. Justus atau just-us? Awalnya saya dengan percaya diri menyebut justus. Percaya diri itu sempat luntur saat denger orang kok nyebutnya just-us. Belakangan ternyata bener nyebutnya justus.
Dari berbagai cabang Justus di Bandung, saya dan keluarga paling sering mampir ke Justus Buah Batu, karena paling dekat dengan rumah. Di era pandemi begini, protokol yang dijalankan cukup bagus. Mulai dari cek suhu, disinfeksi alas kaki, semua pegawai menggunakan masker, memberi jarak setiap kursi+menambahkan pembatas transparan.
Terdiri dari dua lantai, kami biasa memilih makan di lantai dua, selain karena lebih luas, juga karena dekat dengan musola. Masyaallah, Gan. Untuk ukuran tempat makan, musolanya tergolong bersih dan ukurannya cukup luas. Yang menarik, mereka menyediakan sajadah sekali pakai yang terbuat dari kertas. Kekurangannya cuma satu kayanya, parkirannya sempit banget. Beberapa kali kami dialihkan ke area parkir Starbucks yang lokasinya persis di sebelahnya.
Nah ini pengalaman menarik menjurus ke bodoh kami. Tiap datang kesana, menu yang kami pesan hampir gak pernah berubah. Chiel dan Shaqil Aussie Sirloin Grain Fed, saya Aussie Tenderloin Grain Fed. Satu waktu, kami datang dan tekad sudah bulat akan memesan menu serupa. Saya panggil pelayan. Dari pakaian yang dikenakan, atasan putih bawah hitam, saya asumsikan dia masih training. Sampai di meja, saya utarakan pesanan saya. Saat mengulang pesanan, dia menjelaskan bahwa kalau Aussie dimasak medium rare (sesuai pesanan kami) dagingnya bakal sedikit alot. Lalu dia menyarankan kami untuk memesan Sirloin/Tenderloin Meltique Wagyu. Tanpa rasa curiga dan tanpa mengecek kembali menu, kami iyakan anjuran dia. Kebodohan kami. Dua Sirloin dan satu tenderloin Meltique Wagyu.
Sesaat setelah pelayan meninggalkan kami, saya dan istri reflek saling tatap, seolah tersadar ada yang aneh dan masing-masing memikirkan pertanyaan serupa, INI HARGANYA BERAPA? Karena menu sudah diambil dan kebetulan sedang tidak ada pelayan dekat kami, istri saya iseng googling dan seketika selera makan kami turun 50%. Selang beberapa waktu pesanan bedebah itu datang, dan perut kami yang sudah kenyang dengan kekesalan, menyantap hidangan dengan keterpaksaan. Setiap gigitan berisikan penyesalan. Udah mah harga lebih mahal, secara rasa pun lidah kami lebih cocok dengan menu kami yang biasanya.
Begini, Aussie Sirloin/Tenderloin 150g yang biasa kami pesan harganya 75 ribu. Sedangkan si Sirloin/Tenderloin Meltique Wagyu ini dua kali lipatnya, 167 ribu (200g). Sedih jenderal.
CUKUP SEKALI, MELTIQUE WAGYU!!!!!
No comments