![]() |
sumber: Medium |
Sebagai band, The Adams bukanlah band baru. Kata Wiki, band ini telah hadir sejak 2001. Namun, selama 19 tahun itu tak banyak lagu-lagunya yang mampir di telinga. Saya tidak sama sekali tak tahu dengan The Adams. Saat SMA dulu, teman-teman saya mendengarkan The Adams. Dari hasil ikut dengerin itu, hanya 'Waiting' yang singgah lama di telinga. Bermodal download dari situs ilegal, dulu lagu itu sering saya putar di handphone saya. Tapi makin kesini, setelah bisa mendengar legal via spotify, lagu itu makin telupakan. Belum saatnya saya menjadi umatnya.
"Mungkin gak kalo kamu minta dia puterin roll terakhir buat gue?". Itu adalah potongan dialog Angelique alias Mariana Renata dengan Nicolas Saputra di film Janji Joni. Sebetulnya, setelah dialog itu, mengalun 'Konservatif' menemani mereka berdua plus Gito Rollies menuntaskan film yang terpotong. Namun saat itu saya terbius dengan kecantikan dan senyuman Mariana Renata sehingga vokal Ario dan Saleh hanya berlalu begitu saja. Lagi-lagi belum waktunya saya menjadi umatnya.
Dan momen Synchronize itu menjadi titik awal saya menjadi umat (the) Adam(s). Sebagaimana umat baru, saya "memperdalam ilmu" dengan menonton penampilan band ini tahun-tahun ke belakang. Dari hasil pencarian itu, penampilan di Synchronize :Fest 2019 menjadi favorit saya dan 'Pelantur' yang enerjik itu menjadi lagu favorit kedua saya. Kenapa kedua, karena Masa depan kadang menakutkan penuh dengan ketidakpastian lebih mudah jika tak dipikirkan kita bisa membuat rencanan untuk sekian tahun ke depan tapi percuma jika selesai di tengah jalan namun tiap kudengar namamu makin terbayang masa depanku semakin jelas tujuan dan yang 'ku harus lakukan saat aku dan kamu bicara tentang harapan dan cita-cita semua yang kita damba akan terasa seperti amat nyata.
Timur, terbaik!!
Terima kasih Synchronize :Fest 2020.
Halo Beni The Adams, perkenalkan saya umat barumu. Sampai ketemu di panggung offline yang entah kapan.
No comments