Shaqil, (bukan) Pelengkap Puzzle

Udah lama banget gak nulis blog tentang si Shaqil. Terakhir nulis masih di blog yang lama, dan sialnya gk di back up dulu pas pindahan blog. Hari ini, bertepatan dengan ulang tahun ke 6, saya nulis tentang belio lagi.

Enam tahun lalu, dia lahir setelah kurang lebih 10 bulan perjuangan. Sengaja tak saya sebut sebagai puzzle pelengkap, karena nyatanya sekarang ini kami berdua sedang berjuang lagi. Mohon doanya.
Walaupun tak selalu bisa hadir mendampingi karena tuntunan pekerjaan, kami cukup menikmati setiap pencapaian yang dia lewati. Duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berbicara. Lega, juga haru.
Ada masa kami berdua panik. Suatu malam, suhu badannya cukup tinggi. Yang semakin membuat kami panik, demamnya dibarengi kejang. Sebagai orang tua baru yang memutuskan tinggal mandiri berpisah dengan orang tua, kami bingung. Beruntungnya rumah mertua saya tak jauh dari rumah kami. Seketika itu juga kami bergegas ke Rumah sakit terdekat. Dalam perjalanan, sempat terlintas dalam pikiran apakah ini kali terakhir kami bertemu Shaqil, apakah secepat itu. Dan ternyata istri saya juga merasakan hal serupa. Setelah berhari hari rawat inap, alhamdulillah Shaqil sembuh.
Umur bertambah, masalah lain datang. Di tahap ini, kami cemas. Kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi Shaqil dengan lingkungan baru cukup lambat. Saat bertemu orang baru, dia cenderung malu. Entah itu kekurangan atau ekspektasi kami yang terlampau tinggi. Akhirnya, persoalan itu berangsur hilang. Salah satu penyebabnya adalah saat kami memutuskan memasukkan dia ke pre school. Dan kini kami cukup bangga dengan kemampuan adaptasinya. Di lingkungan baru, sekolah baru.
Tahun lalu, alhamdulillah kami bisa mewujudkan impiannya, juga emak bapaknya untuk merayakan ulang tahun di Legoland. Tahun ini rencana awal kami ingin merayakan di sekolahnya. Gayung bersambut, dia sangat senang saat diberi tahu kabar ini. Namun, pandemi mengacaukan segalanya. Rencana tinggal rencana. Akhirnya kami merayakan bertiga, #dirumahaja.
Selamat ulang tahun, Shaqil, anakku. Kami sayang kamu.

No comments