(lanjutan).......... Nyari koper. Berdasarkan pengalaman, teman saya pernah hilang koper dan kompensasinya sungguh tak sepadan. Oh iya, sebelum koper, ada pengalaman memalukan saat melewati imigrasi. Begitu tiba giliran saya, melangkahlah saya dengan wajah belaga tenang padahal deg deg ser. Hasil mengintip orang sebelum saya, saya tiru prosesnya. Pertama, hadapkan wajah ke kamera. Beres. Lalu saya tempelkan telunjuk kiri saya diatas alat sidik jari. Petugas masih diam, tapi muka memperlihatkan mimik kesal. Saya pikir dia kesal karena jari saya tak kunjung terbaca alat. Sampai akhirnya petugas memarahi saya "KAMU MATA SUDAH EMPAT, BACALAH MAKLUMAT!!!!". Ternyata tepat di samping alat sidik jari itu terdapat pemberitahuan bahwa cara yang baik dan benar adalah langsung menempelkan kedua jari, telunjuk kiri dan kanan. Hahaha. Selanjutnya, koper tak ada masalah.
Lalu, berdasarkan itinerary, tugas selanjutnya adalah membeli provider seluler lokal. Hasil mencari info sana sini, pegangan saya ada dua, Digi dan Hotlink. Dilihat dari dominasi warnanya, seperti Indosat dan Telkomsel lah kalau di sini. Akhirnya saya putuskan pilih Hotlink, karena katanya jaringan kuat hingga pelosok. Ditambah lagi, diantara booth-booth provider seluler yang berjejer di sana, Hotlink lah yang paling banyak kastamernya. Diantara paket yang tersedia, kami pilih satu paket yang ternyata kami keliru, salah perhitungan. Karena begitu pulang ke Bandung, kuota masih sisa 8 GB. Harganya lupa, RM 70 kalau tidak salah.
Koper aman, internet aman, selanjutmya mencari transportasi menuju KL Sentral. Karena masih memiliki banyak waktu luang, kami pilih bis. Alasan utamanya tentu karena MURAH. Masa harus diperjelas, sih. Counter bisnya tak jauh dari pintu keluar. Tarifnya, RM 30 untuk tiga orang dengan rincian RM 12 untuk dewasa dan RM 6 untuk anak. Waktu tempuh dari bandara ke KL Sentral kurang lebih satu jam, dengan lalu lintas yang wajar.
Tiba di KL Sentral, saya langsung keluarkan teman baik saya, Google Maps, untuk mencari lokasi Easy Hotel, tempat kami menginap. Google Maps mengarahkan kami pada jalur yang ditempuh kurang lebih tujuh menit jalan kaki. Belakangan, ternyata ada jalur yang lebih ringkas, bisa cuma 4 menitan saja. Huft. Gak apa-apa lah, demi konten tulisan.
Petugas hotel menyambut kami bertiga dengan ramah. Keramahan mereka saya apresiasi, tapi maaf saya lebih tertarik dengan es jeruk di pojok sana. Satu gelas dengan cepat berpindah mengaliri kerongkongan. Voucher hotel dan paspor kami serahkan untuk pengecekan, tak lupa bayar pajak turis RM 10 per malam. Harga yang kami bayar untuk hotel ini sekitar 1,2 juta untuk tiga malam. Naik ke lantai 4, kamar 405 menjadi milik kami. Satu jam waktu yang kami miliki untuk istirahat, solat, makan, sebelum memulai petualangan ke........(bersambung)
No comments