Bertiga Ke Malaysia



Ini pertama kali kami berlibur ke luar negeri tanpa teman sama sekali. Bertiga doang. 2013 lalu, kami berdua, Shaqil belum ada, berangkat ke Hongkong dan Macau bersama teman-teman yang sudah lihai dalam urusan liburan luar negeri. Alhasil, kami ngikut saja. Lalu, saat ke Singapura tahun 2016, rombongan kami ditemani dua orang yang pada 2013 ikut ke Hongkong. Kini, dua orang ini berada dalam payung Nawang Kirana, sebuah travel agent. Diurus travel, ya kami tahu beres saja.



Agar tidak terlalu asing, kami pilih Malaysia, karena dua hal. Secara bahasa masih bisa dimengerti dan karena LEGOLAND terdekat ada disitu. Pemilihan LEGOLAND ini untuk merayakan ulang tahun Shaqil. Sebagaimana pengalaman pertama, kami dilanda virus GGN alias Grogi Grogi Norak. Jauh hari sebelum berangkat, saya baca-baca blog traveler yang sudah pernah berkunjung kesana. Yang belum saya ngerti, saya komentar di tulisannya. Bahkan ada satu orang yang sengaja saya email buat tanya-tanya. Dari hasil blog walking itu, saya coba buat itinerary sebisanya. Beruntungnya, ada teman istri saya yang beberapa bulan sebelumnya berangkat kesana, otomatis dia menjadi sumber info kami. H-7 kami sudah mulai kemas baju-baju, berharap H-1 sudah siap, tinggal berangkat. Harapan tinggal harapan, sehari sebelum berangkat kami masih sibuk mempersiapkan ini itu.



Tibalah hari keberangkatan, 26 Juni 2019. Jadwal penerbangan kami pukul 08.30. Selepas subuh kami sudah berangkat dan pukul 06.00 tiba di bandara. Langsung kami cari penerbangan internasional, yang kami ketahui setelah tanya-tanya teman, hahaha. Maafkan kami traveler amatir. Saat itu conter check in belum dibuka, sudah banyak orang menunggu. Penyakit saya kalau lagi deg-degan itu mulas. Tanpa pikir panjang saya langsung cari toilet. Baru juga mengunci pintu toilet, Istri saya menelpon memberi tahu counter check in sudah dibuka, ritual pun ditunda. Masuk tempat check in, termyata sudah ada mesin check in mandiri. Karena masih bodoh, kami pilih cara yang konvensional saja. Beres urusan check in, lanjut ke pemeriksaan barang yang dibawa ke kabin.

Proses ini yang bikin saya was-was tiap kali naik pesawat. Was-was apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa ke kabin. Dan benar saja, tripod yang dengan santainya saya tenteng gak bisa masuk ke kabin. Saya kembali ke counter check in untuk menambahkan tripod saya ke bagasi. Demi keamanan, saya lindungi terlebih dahulu dengan plastik wrap, bayar Rp. 55.000. Huft. Untung jatah bagasi masih ada.



Di pesawat sebenarnya tak ada masalah. Calon sumber masalah hanya Shaqil. Tapi berbekal pengalaman ke Singapura dulu dia baik-baik saja. Sempat was-was juga karena di medsos sedang ramai penumpang yang lebih memilih satu pesawat dengan hewan peliharaan dibanding seorang bayi. 11.40 waktu Malaysia, kami mendarat di KLIA....................2 dong, tentunya. Dan hal pertama yang kami lakukan adalah.......(bersambumg)

No comments