![]() |
sumber: @jokowi dan @prabowo |
Sore itu sepulang kerja, saya di depan pagar sedang berusaha membuka gembok yang belakangan ini sulit sekali dibukanya. Gembok berhasil dibuka, saya masuk. Saat pintu pagar baru setengahnya tertutup, di depan rumah ada dua anak komplek, teman bermain Shaqil. Satu anak mengayuh pelan sepeda, sedang yang satunya berjalan disampingnya.
Saya tak terlalu memperhatikan mereka, awalnya. Namun perhatian sayapun teralih saat si pemakai sepeda tiba-tiba bilang ke teman sebelahnya, "nanti mah kalo Jokowi menang, gak bakalan ada ustaz lagi". Lalu temannya dengan lantang merespon, Hidup Prabowo!!.
Ucapan seperti itu itu keluar dari mulut anak SD, jelas membuat saya kaget. Kaget darimana dia mendapat informasi seperti itu. Tapi, bukan hanya itu sebenarnya yang jadi perhatian saya. Betapa gampangnya seseorang menyebut orang yang lebih tua dengan sebutan nama langsung. Jokowi, Prabowo. Terlebih, salah satu dari dua orang ini yang akan menjadi presiden. Bahkan status Pak Jokowi masih presiden Republik Indonesia.
Gempuran tayangan iklan atau berita di televisi menjadi salah satu penyebabnya. Seringkali tayangan itu menyebut dua nama yang saya sebut di atas tanpa embel embel bapak. Pernah suatu kali, Shaqil bilang, "Shaqil mah mau pilih Jokowi" Lalu kami iseng bertanya, kenapa? Dia menjawab, "gak tau seneng aja" Di lain kesempatan dia bilang, Shaqil mah pilih Prabowo ah". Kami bertanya lagi, kenapa?. Soalnya dua lebih gede dari satu. Kami lega sekaligus miris.
Lega karena Shaqil masih memandang pilpres ini dari kacamata anak. Makin gede, makin bagus (dalam konteks nomor urut). Miris karena itu tadi, memanggil orang tua dengan sebutan nama langsung. Sebagai orang tua, kami tak mau Shaqil keluar rumah, bermain dan berbicara seperti itu.
Kami memulainya dari diri sendiri dengan mulai menyebut Pak Jokowi dan Pak Prabowo tiap kali menyebut nama mereka. Setidaknya depan Shaqil. Lalu, tiap kali Shaqil menyebut mereka tanpa bapak, kami langsung meralatnya. Semoga usaha kami berdua berhasil.
Kalau mau tahu saya pilih siapa, jawabnya Rahasia.
Ucapan seperti itu itu keluar dari mulut anak SD, jelas membuat saya kaget. Kaget darimana dia mendapat informasi seperti itu. Tapi, bukan hanya itu sebenarnya yang jadi perhatian saya. Betapa gampangnya seseorang menyebut orang yang lebih tua dengan sebutan nama langsung. Jokowi, Prabowo. Terlebih, salah satu dari dua orang ini yang akan menjadi presiden. Bahkan status Pak Jokowi masih presiden Republik Indonesia.
Gempuran tayangan iklan atau berita di televisi menjadi salah satu penyebabnya. Seringkali tayangan itu menyebut dua nama yang saya sebut di atas tanpa embel embel bapak. Pernah suatu kali, Shaqil bilang, "Shaqil mah mau pilih Jokowi" Lalu kami iseng bertanya, kenapa? Dia menjawab, "gak tau seneng aja" Di lain kesempatan dia bilang, Shaqil mah pilih Prabowo ah". Kami bertanya lagi, kenapa?. Soalnya dua lebih gede dari satu. Kami lega sekaligus miris.
Lega karena Shaqil masih memandang pilpres ini dari kacamata anak. Makin gede, makin bagus (dalam konteks nomor urut). Miris karena itu tadi, memanggil orang tua dengan sebutan nama langsung. Sebagai orang tua, kami tak mau Shaqil keluar rumah, bermain dan berbicara seperti itu.
Kami memulainya dari diri sendiri dengan mulai menyebut Pak Jokowi dan Pak Prabowo tiap kali menyebut nama mereka. Setidaknya depan Shaqil. Lalu, tiap kali Shaqil menyebut mereka tanpa bapak, kami langsung meralatnya. Semoga usaha kami berdua berhasil.
Kalau mau tahu saya pilih siapa, jawabnya Rahasia.
TYPOOOOOOOOO
ReplyDeleteHahaha makasih lho, udah diperbaiki 😁🙏🙏
ReplyDeleteAdikku masih umur 13. Pemahaman ginian juga masih ga banget lah. Terus kemaren dengerin debat, garagara ayah liat debat. Pas pak jokowi ngomongin mobelejen dan dukung itu, adikku lgsung jerit "NAH IYA AKU MILIH PAK JOKOWI AJA! SETUJU! MAIN GAME MAKMUR!" wkwk, tbtb dia mikir lagi terus bilang "EH GAK DENG. PAK PRABOWO AJA! BIAR UN DIHAPUS! TITIK! SISWA MAKMUR!" wkwkwk beberapa menit lagi dia ngomong lagi "EH GAJADI. AKU MILIH DUADUANYA. KAN ENAK UDAH UN GAADA, BISA DIDUKUNG MAIN GAME TERUS! MAKMUR HIDUPKU! KALO AKU BOLEH NYOBLOS, AKU MAU NYOBLOS 200 SURAT SUARA BUAT PAK JOKOWI, 200 LAGI BUAT PAK PRABOWO TITIK! HIDUP PAK JOKOWI DAN PAK PRABOWO!" wkwkwk aku seneng dengernya. Polos, simpel, dan engga kaya kebanyakan org di instastory atau twitter yang saling menjelekkan kubu lain. Adikku? Berpikir menyatukan.
ReplyDelete