Searching, Kursor Bernyawa dan 3 Pelajaran Berharga Bagi Orang Tua
Thursday, September 27, 2018
Judulnya lumayan panjang, bukan?
Akhirnya masih sempat menonton film ini. Capek. Itu kesimpulannya. Capek nebak-nebak siapa pelakunya. Nebak ini, eh salah. Nebak itu, salah juga. Untung gak tebak-tebak buah manggis.
Walau bergenre thriller, film ini langsung melempar komedi di awal. Wallpaper ikonik Windows muncul di layar bioskop segede gaban. John Cho, yang berperan sebagai David Kim mendapat porsi paling besar dalam film ini. Namun ada satu peran lain yang lumayan menonjol, yaitu kursor mouse. Dalam banyak scene, peran kursor begitu melekat, bagai memiliki nyawa. Paling terlihat saat David sedang mengunggah file-file video kenangan anaknya ke MemorialOne, sebuah jasa pemakaman. Diperlihatkan, David melalui kursor berada dalam kebingungan apakah akan memasukkan file video 'best dad ever', yang ironisnya ia sedang merasa sebagai ayah yang gagal karena belum mengenal anaknya lebih jauh. Pada akhirnya, video tersebut dihapus dan seketika dimusnahkan dari recycle bin.
Bagi orang tua, film ini memberikan banyak nilai yang bisa diambil untuk mendidik dan membesarkan anak di era digital.
1. Jangan gaptek
Sepanjang film, David diperlihatkan sebagai ayah yang melek teknologi. Teknologi yang dia manfaatkan untuk mengumpulkan petunjuk demi petunjuk tentang keberadaan anaknya, Margot. Dari yang mainstream macam email, youtube, facebook, instagram, hingga yang masih agak asing sepeti Youcast, Venmo. Gak ada tuh adegan David mengetik di Google, "apa itu youcast" atau "apa agama detektif Vick".
2. Buat email yang benar
Saya beberapa kali diminta bantuan untuk membuat sebuah akun media sosial, yang tentu mengharuskan punya email dan password. Saat saya tanya apa emailnya, dia menjawab, "kalau gak salah, bla bla bla bla". Kata "kalau gak salah" pertanda dia tak yakin apa benar itu emailnya. Lebih parah saat ditanya password, dengan enteng dia menjawab, "lupa euy".
Film ini seolah menampar orang-orang seperti itu. Email dan password itu sangat penting. aAngan asal. Saat David hendak membuka facebook Margot untuk mencari tahu teman-teman anaknya, masalah muncul saat ia tak mengetahui passwordnya. Karena dia Anti Gaptek Gaptek Club, ia menelusuri dengan tombol standar, "lupa password". Di halaman lupa password itu, Margot menulis email ibunya, Pamela sebagai email alternatif. Beberapa prosedur dijalani David hingga akhirnya ia bisa membuat password baru dan membuka facebook Margot. Bayangkan jika Margot menulis edyrahmayadi@gmail.com sebagai email alternatif. Kan berabe.
3. Komunikasi
Diceritakan bahwa David mendaftarkan anaknya les piano. Namun ternyata Margot membatalkan les tersebut tanpa sepengetahuan ayahnya. Ayahnya mengetahui kelakuan anaknya tersebut dari Peter, adiknya, yang mencekoki Margot ganja. Padahal, alasannya sederhana. Tiap ia melihat piano, ia selalu teringat ibunya. Alasan yang bisa diketahui David jika ia mau mengobrol dengan anaknya sambil menyeruput bintang sobo, alih-alih dicekoki ganja.
Mungkin itu tiga hal yang bisa jadi pelajaran bagi orang tua masa kini. Sudah dulu, saya lagi ngapalin karakter Mobile Legends, biar gak ada generation gap sama si Shaqil.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments