Sedikit Tentang Pengabdi Setan (2017)


HATI-HATI RANJAU SPOILER
Begitu linimasa mulai ramai akan tayangnya film Pengabdi Setan, film lawas yang dibuat ulang oleh Joko Anwar, saya penasaran, mencari, dan akhirnya menemukan film lawasnya di Youtube (maaf Ika Natassa). Rencananya, sebelum nonton Pengabdi Setan (2017), saya menonton dulu versi lawasnya. Namun, keberanian yang tak kunjung muncul membuat film tersebut teronggok percuma, hingga akhirmya saya menonton film barunya terlebih dulu. Bayangan akan film lama saya dapatkan dari membaca review dari sana sini.

Selesai menonton Pengabdi Setan (2017), akhirnya saya memberanikan diri menonton film lawasnya. Setan-setannya serem, tapi karena saya menonton film 1980 di tahun 2017, banyak adegan yang harusnya horor, malah jadi kocak. Termasuk kostum si setannya. Ada beberapa peran yang ditambah dan dihilangkan dalam Pengabdi Setan (2017) ini. Paling mencolok adalah jumlah anak. Di Pengabdi Setan (1980), keluarga tersebut hanya memiliki dua anak. Di film baru ini, anak si Ibu ada empat, rupa-rupa sifatnya. Lalu, Herman yang di film lawas berperan sebagai pacarnya Rini, berganti nama menjadi Hendra, anak Ustaz yang mendekati Rini. Kesamaan dari Herman dan Hendra, cara matinya yang enggak banget. Juga ada peran nenek dari keempat anak yang di film aslinya tak dihadirkan.

Ada dua tokoh penarik perhatian yang dihilangkan di Pengabdi Setan (2017). Pertama, peran seorang tukang kebun pengidap asma, bernama Pak Karto yang diperankan HIM Damsyik. Kedua, Darminah. Di film lawasnya, Darminah diperankan oleh aktris yang mukanya udah horor dari sononya, Ruth Pelupessy. Di Pengabdi Setan karya Joko Anwar ini, sepanjang film saya menerka-nerka akan diperankan oleh siapa sosok Darminah (Bu Susi cocok). Tak kunjung hadir nyaris di sepanjang film, Darminah muncul di akhir film, menjadi tetangga saat si Bapak dan ketiga anaknya pindah ke Meikarta, eh, ke kota.

Jangan tanya pesan moral jika menonton film horor, tanyalah adegan mana yang horornya hqq. Di Pengabdi Setan (2017), meskipun hampir semua bagian film adalah horor (bahkan ngeliat rumahnya aja udah horor banget), ada tiga adegan yang horornya level dewa. Pertama, kecelakaan Hendra. Jatuh dari motor, masuk ke kolong truk, keseret, ditambah suara tulang remuk tergilas ban. Kurang horor apalagi coba. Lalu, saat Tara Basro salat, yang mengingatkan saya pada film pendek berjudul Makmum. Kan ngeri mau buka mukena, eh mukenanya jadi panjang banget, muncul tangan setan!!. Terakhir, adegan paling horor saat si nenek seenaknya meninggal di dalam sumur. Kamar mandi luas, gelap, dan bersumur saja sudah cukup horor. Ini pake ditambah nenek-nenek tercelup di dalamnya.

Saya mengikuti aturan nomor satu dalam menonton film horor, yakni tidak menonton sendiri. Haram hukumnya. Di awal film, saya masih asyique menertawakan teman di samping saya yang ketakutan sejak awal film. Selanjutnya, kalau tak ingat sudah bayar tiket, ingin sekali saya meninggalkan studio saat itu juga. Sepanjang film saya memikirkan malamnya saya tidur hanya berdua saja dengan seorang anak berumur 3 tahun, karena istri saya masih di luar kota. Gimana kalau malem-malem dia bangun minta dibikinin susu!!!!!!

Keluar studio, kesimpulan kami nyaris seragam. Pengabdi Setan (2017) mengingkatkan kami pada film D’Conjuring, eh The Conjuring maksudnya. Kenapa saya bilang nyaris, karena dalam film sehoror itu, masih ada yang gagal fokus sama Tara Basro. Kalau saja istri saya nonton, keluar studio dia langsung buka Instagram, follow @Bront_Palarae.

Satu adegan yang masih ganjel, kenapa Pak Ustaz anteng-anteng saja saat Rini tarik-tarikan sama setan di jendela. Asumsi saya mungkin beliau maaih syok dengan kematian tragis putranya. Satu lagi, soundtracknya kaya lem tikus, NEMPEL BANGET!!!!

Terakhir, seorang Ibu menderita sakit misterius selama tiga tahun, meninggal, filmnya pengabdi setan. Lalu seorang bapak, sakit misterius, dan sembuh setelah menang sidang pra peradilan, judul filmnya apa?

No comments