Gerak Henti


Sejak lulus bertahun-tahun yang lalu, saya masih tetap menjalin kontak dengan teman SMA saya. Terkadang offline, seringnya online. Dimana? Betul, grup Whatsapp. Ada satu kegiatan yang rutin kami lakukan, yaitu berkumpul tiap kali ada diantara kami yang melepas masa lajang. Bisa seminggu setelah pernikahan, sebulan, atau seketemunya jadwal.
Dalam berkumpul tersebut, agenda utama biasanya lenih mengenalkan, dan mengenalkan lebih si pengantin perempuan, pengalaman menjadi suami istri, dan merisak si jomlo. Tentunya. Sebagai pengantin bari (basi), pertanyaan yang menghampiri saya bukan lagi bagaimana kesan menjadi pasangan suami istri, atau sudah coba berapa gaya, melaninkan ‘apa me time saya?
Mendapat pertanyaan tersebut, jujur saya bingung. Saya bukan tipe orang yang harus punya waktu sendiri. Kalau ada waktu, ya bisa saja pergi. Saya lebih senang menghabiskan waktu di rumah. Kalaupun harus pergi, sebisa mungkin mengajak istri dan anak. Kalau sudah begitu, namanya bukan lagi me time, melainkan our time .
Sampai pada beberapa minggu ke belakang, saya menemukan kegiatan yang bisa dibilang me time, yakni membuat video stop motion. Membuat video stop motion, atau jika dipadankan kedalam bahasa Indonesia menjadi gerak henti, menimbulkan kesenangan tersendiri. Meskipun bisa dibilang gampang, butih kesabaran dan waktu yang luang dalam membuatnya.
Jadi, jika suatu saat saya mendapatkan pertanyaan apa me time mu, saya akan menjawab membuat video stop motion.
Jadi, jika suatu saat saya mendapatkan pertanyaan bagaimana membuat video stop motion, saya akan menjawabnya di tulisan yang lain. Hehehe.

No comments